Makalah Budaya Organisasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap organisasi mempunyai budayanya masing-masing
yang menjadi ciri khas suatu organisasi. Budaya sebuah organisasi memegang
peranan yang cukup penting dalam organisasi tersebut karena budaya yang baik
akan dapat memberikan kenyamanan yang kemudian menunjang peningkatan kinerja
anggotanya. Sebaliknya, budaya organisasi yang kurang baik atau yang kurang
sesuai dengan pribadi anggotanya akan memicu penurunan kinerja setiap anggota.
Namun, dalam hal menciptakan serta menumbuhkan sebuah
budaya organisasi tidak hanya bertitik tumpu pada kenyamanan anggota saja. Ada
banyak faktor-faktor lain yang harus diperhatikan. Diperlukan pemikiran yang
matang untuk dapat menciptakan dan menumbuh-kembangkan budaya yang akan dapat
berdampak baik perusahaan.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa itu Definisi Budaya Organisasi ?
2.
Apa saja Karakteristik Budaya
Organisasi ?
3.
Apa saja Bentuk Budaya Organisasi ?
4.
Bagaimana Nilai Dominan dan sub
Budaya Organisasi ?
5.
Apa saja Ciri-ciri Budaya Organisasi
?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui Definisi Budaya Organisasi
2.
Untuk mengetahui Karakteristik
Budaya Organisasi
3.
Untuk mengetahui Bentuk Budaya Organisasi
4.
Untuk mengetahui Nilai Dominan dan
sub Budaya Organisasi
5.
Untuk mengetahui ciri-ciri Budaya Organisasi
PEMBAHASAN
A. Definisi
Budaya Organisasi
1.
Robert G. Owens
Budaya
adalah suatu sistem pembagian nilai dan kepercayaan yang terinteraksi dengan
orang dalam suatu organisasi, struktur organisasi, dan sistem kontrol yang
menghasilkan norma prilaku.
2.
Edgar H. Sehein
Budaya
adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan
oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi
eksternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh
karena itu diajarkan diwariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang
tepat memahami, memikirkan, dan merasakan terkait dengan masalah-masalah
tersebut.
3.
J. R. Sehermerhorn
Organisasi
adalah kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
4.
Chester J. Bernard
Organisasi
adalah kerjasama dua orang atau lebih, suatu sistem dari aktivitas-aktivitas
atau kekuatan-kekuatan perorangan yang dikoordinasikan secara sadar.
Jadi budaya organisasi adalah pokok penyelesaian
masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara
konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota
baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap
masalah-masalah terkait seperti diatas.
Menurut
Phithi Sithi Amnuai budaya organiasi adalah seperangkat asumsi dasar dan
keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi,kemudian dikembangkan dan
diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masa integrasi
internal.
B. Karakteritik
Budaya Organisasi
Substansi atau akar budaya organisasi adalah
karakteristik inti yang mengindikasikan ciri-ciri, sifat-sifat, unsur-unsur,
atau elemen-elemen yang melekat pada budaya organisasi.
Victor Tan
mengidentifikasi beberapa karakteristik budaya organisasi, yaitu:
1.
Individual
initiative (tanggung jawab, kebebasan dan ketidak tergantungan
yang dimiliki individu)
2.
Risk
tolerance (pekerja didorong mengambil resiko, menjadi agresif dan
inovatif)
3.
Direction (kemampuan
organisasi menciptakan sasaran yang jelas dan menetapkan target kinerja)
4. Integration (setiap unit
dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara terkoordinasi)
5. Management
support (tersedia bantuan, dan dukungan untuk bawahannya)
6. Control (jumlah
aturan, ketentuan, dan pengawasan langsung terhadap perilaku karyawan)
7.
Identity (identitas)
8.
Reward
system (didasarkan pada relatif kinerja)
9.
Conflict
tolerance (konflik dan kritikan secara terbuka)
10. Communication pattern (pola
komunikasi dibatasi pada kewenangan hierarki formal)
C.
Bentuk Budaya Organisasi
Jeff Catwright
(1999:11) membagi empat bentuk budaya yang dipandang sebagai siklus budaya,
yaitu:
a. Monoculture; individu
atau kelompok berfikir sama sesuai dengan norma budaya yang sama, dicirikan
ekstrem (fanatik dan fundamentalik)
b. Superordinate
Culture; sub kultur terkoordinasi (setiap individu bergerak
dengan keyakinan dan nilai-nilai, gagasan dan sudut pandang sendiri, namun
bekerja dalam satu organisasi dan semu termotivasi). Superordinate culture merupakan bentuk ideal budaya organisasi.
Perbedaan budaya menjadi akibat pemisahan dan konflik atau sumber vitalitas,
kreativitas, dan energi.
c.
Divisive
Culture; bentuk ini memecah belah karena setiap individu
memiliki agenda dan tujuan sendiri. Dalam model ini, organisasi ditarik kearah
yang berbeda. Gejala budaya ini adalah vandalisme, kejahatan, inefisiensi dan
kekacauan.
d.
Disjunctive
Culture; diindikasikan dengan pemecahan organisasi secara
eksplosif atau menjadi unit budaya individual.
D. Nilai
Dominan dan Sub Budaya Organisasi
Budaya organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para
anggota organisasi atau dengan kata lain, budaya adalah sebuah sistem makna
bersama. Karena itu, harapan yang dibangun dari sini adalah bahwa individu-individu yang memiliki
latar belakang yang berbeda atau berada di tingkatan yang tidak sama dalam
organisasi akan memahami budaya organisasi dengan pengertian yang serupa.
Sebagian besar organisasi memiliki budaya dominan dan banyak subbudaya. Sebuah budaya
dominan mengungkapkan nilai-nilai inti yang dimiliki bersama oleh mayoritas
anggota organisasi. Ketika berbicara tentang budaya sebuah organisasi, hal tersebut merujuk pada
budaya dominannya, jadi inilah pandangan makro terhadap budaya yang memberikan kepribadian tersendiri dalam
organisasi. Subbudaya
cenderung berkembang di dalam organisasi besar untuk merefleksikan masalah, situasi, atau
pengalaman yang sama yang dihadapi para anggota. Subbudaya mencakup nilai-nilai
inti dari budaya dominan ditambah nilai-nilai tambahan yang unik.
Jika organisasi tidak memiliki budaya dominan
dan hanya tersusun atas banyak subbudaya, nilai budaya organisasi sebagai
sebuah variabel independen
akan berkurang secara signifikan karena tidak akan ada keseragaman penafsiran
mengenai apa yang merupakan perilaku
semestinya dan perilaku yang tidak semestinya. Aspek makna bersama dari budaya
inilah yang menjadikannya sebagai alat potensial untuk menuntun dan membentuk
perilaku. Itulah yang memungkinkan seseorang untuk mengatakan, misalnya, bahwa
budaya Microsoft menghargai
keagresifan dan pengambilan risiko dan selanjutnya menggunakan informasi
tersebut untuk lebih memahami perilaku dari para eksekutif dan karyawan
Microsoft. Tetapi, kenyataan yang tidak dapat diabaikan adalah banyak
organisasi juga memiliki berbagai subbudaya yang bisa memengaruhi perilaku
anggotanya.
E. Ciri-ciri
Budaya Organisasi
Menurut Robbins (1996:289),
ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:
- Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko
- Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail
- Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
- Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam organisasi itu
- Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
- Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
- Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh
karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu.
Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para
anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan
cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya
organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal
yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang
kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk
memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait seperti
diatas.
Substansi atau akar budaya organisasi adalah
karakteristik inti yang mengindikasikan ciri-ciri, sifat-sifat, unsur-unsur,
atau elemen-elemen yang melekat pada budaya organisasi.Budaya organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para
anggota organisasi atau dengan kata lain, budaya adalah sebuah sistem makna
bersama. Karena itu, harapan yang dibangun dari sini adalah bahwa individu-individu yang memiliki
latar belakang yang berbeda atau berada di tingkatan yang tidak sama dalam
organisasi akan memahami budaya organisasi dengan pengertian yang serupa.
DAFTAR PUSTAKA
Torang
Syamsir. 2014. Organisasi dan Manajemen. Bandung:
Alfabeta, cv
Tika, Moh.
Pabundu. 2010. Budaya Organisasi dan
Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT Bumi Aksara
http://www.sarjanaku.com/2012/07/pengertian-budaya-organisasi-definisi.html
http://www.psychologymania.com/2013/01/indikator-budaya-organisasi.html
POWER POINT jika di perlukan, Download gratis (https://drive.google.com/open?id=1OB0MlzTNM9lfWr0N5eDTw52AmCfqXnkf)
Comments
Post a Comment