Makalah Industri, Masyarakat, dan Politik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Industri
Industri datang dari industria yang
diambil kesimpulan jadi kesibukan ekonomi bagian dari system produksi, yang
mengolah bahan mentah jadi bahan baku atau bahan baku jadi barang dengan nilai
yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kesibukan rancang bangun dan
perekayasaan industri.
Dari pojok pandang geografi industri yaitu
sebagian gabungan subsistem fisis dengan subsistem manusia. Subsistem fisis
yang sangat mendukung pada perubahan dan perubahan industri, bahan mentah atau
bahan baku, meliputi komponen-komponen tempat, sumber-sumber daya dan iklim
dengan semuanya system ilmiahnya. Tengah subsistem manusianya meliputi
komponen-komponen tenaga kerja, kemampuan tehnologi, rutinitas, keadaan
politik, keadaan pemerintahan, transportasi dan komunikadi, customer, pasar
dll, sampai jadi barang yang bernilai untuk beberapa orang.
Industri datang dari bahasa latin yaitu industria yang bermakna buruh (tenaga
kerja) dan industrios yang bermakna
kerja keras. Industri
bermakna bagian dari sistem
produksi dimana tidak
ambil selekasnya dari alam untuk dikonsumsi, tetapi sebagian bahan itu di sistem
lebih dahulu sampai jadi barang yang berguna untuk beberapa orang.
Menurut Encyclopedia Americana, industri
diambil kesimpulan beberapa kumpulan kesibukan yang mengusahakan benda-benda
ekonomi dan penggunaanya.
Industri
dalam arti sempit yaitu kesibukan industri yang hanya terbatas pada tipe
kesibukan ekonomi sekunder yaitu semuanya type usaha atau kesibukan yang
sifatnya mengubah atau mengolah bahan mentah jadi barang ½ jadi atau barang
jadi.
Industri
dalam arti luas yakni satu kesibukan dalam usahanya untuk tingkatkan
produktifitas dalam kesibukan ekonomi.
Menurut UU RI No. 5 Th. 1984, industri
yakni kesibukan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan ½ jadi
atau barang jadi jadi barang dengan nilai plus atau barang jadi jadi jadi
barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kesibukan
rancang bangun dan perekayasaan industri.
Pengertian
berdasar sebagian pakar :
1. G.
T. Rennes : Industri yakni aktivitas ekonomi manusia yang ditangani lewat cara
terorganisasi dan systematis.
2. Bambang
Utoyo :
a. Pengertian
industri dalam arti sempit : “Semua kesibukan ekonomi manusia yang mengolah
barang mentah atau bahan baku jadi barang ½ jadi atau barang jadi atau jadi
barang yang lebih tinggi faedahnya. ”
b. Pengertian
industri dalam arti luas : “Industri yaitu semua kesibukan manusia dalam sisi
ekonomi yang sifatnya produktif dan berupa komersial untuk penuhi kepentingan
hidup. ”
3. Tim
Grasindo : Industri yakni semuanya type pekerjaan yang menghasilkan uang.
4. Tubuh
Pusat Statistik : Industri adala satu unit (kesatuan) usaha yang kerjakan
kesibukan ekonomi, memiliki maksud menghasilkan barang atau service, ada
disuatu bangunan atau tempat khusus dan mempunyai catatan administrasi sendiri.
5. Teguh
S. Pamudi : Industri yakni beberapa kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk yang dapat keduanya sama
menukar satu sama lain
6. Anto
Pracoyo & Tri Kurnawangsih : Himpunan dari firma-firma yang menghasilkan
barang yang sama/seperti yang ada pada satu pasar itu yang di sebut industri.
7. Hinsa
Sahaan : Industri yakni bagian dari system yang mengelola bahan mentah jadi
bahan baku atau bahan baku jadi barang jadi sampai jadi barang yang bernilai
untuk orang-orang
Industri adalah bidang yang menggunakan
ketrampilan, dan ketekunan kerja dan
penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan distribusinya
sebagai dasarnya, dalam bahasa Inggris disebut dengan industrious.
Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha
mencukupi kebutuhan ekonomi yang berhubungan dengan sumberdaya alam, yaitu
seperti pertanian, perkebunan, dan pertambanga. Industri pula menyediakan
layanan jasa untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat. Bidang industri
dibedakan menjadi dua, yaitu industri barang dan industri jasa.[1]
·
Industri barang
Industri barang merupakan usaha mengolah
bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Kegiatan industri
ini menghasilkan berbagai jenis barang, seperti pakaian, sepatu, mobil, sepeda
motor, pupuk, obatobatan dan lain-lain.
·
Industri Jasa
Industri jasa merupakan kegiatan ekonomi yang
dengan cara memberikan pelayanan jasa. Contohnya, jasa transportasi seperti
angkutan bus, kereta api, penerbangan, dan pelayaran. Perusahaan jasa ada juga
yang membantu proses produksi. Contohnya, jasa bank dan pergudangan. Pelayanan
jasa ada yang langsung ditujukan kepada para konsumen. Contohnya asuransi,
kesehatan, penjahit, pengacara, salon kecantikan, dan tukang cukur.
B.
Pengertian Masyarakat
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial
yang tidak akan pernah bisa hidup sendiri, manusia memiliki naluri untuk hidup
dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan oranglain disebut gregariousness sehingga manusia juga
disebut social animal (hewan sosial).
Pada dasarnya manusia mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu keinginan
untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat) dan
keinginan menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.[2]
Masyarakat berasal dari bahasa Arab “syaraka”
yang berarti ikut serta, berpartisipasi, atau “masyaraka” yang berarti saling
bergaul. Di dalam bahasa Inggris dipakai istilah “society”, yang sebelumnya
berasal dari kata lain “socius” berarti “kawan” . Masyarakat juga bisa diartian
sebagai sekelompok orang yang membentuk sebuah system , dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab “musyarak “.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar makhluk sosial. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen
(saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.[3]
C.
Pengertian
Politik
Politik Berasal dari bahasa yunani yaitu
“polis” berarti negara atau kota dan “teta” berarti
urusan. Politik pertama kali diperkenalkan dan digunakan
oleh Aristoteles dimana kata politik pada awalnya, pada masa itu
Aristoteles menyebut Zoon Politikon. Dari Zoon Politikon kemudian
terus berkembang menjadi polites, politeia, politika, politikos. “Polites” adalah warganegara.
“Politeia” adalah hal-hal yang berhubungan dengan negara. “Politika” adalah
pemerintahan negara. “Politikos” adalah kewarganegaraan,
dengan demikian politik berarti menyangkut dengan urusan negara atau
pemerintahan.[4]
Didalam pembahasan ilmu politik sendiri
politik adalah suat ilmu yang mempelajari politik atau politics atau kepolitikan, politik disini iyalah suatu usaha
menggapai kehidupan lebih yang lebih baik.[5]
Artinya tujuan alawal dari masyarakat berpolitik adalah ingin menciptakannya
hidup yang layak dan lebih baik dari sebelumnya.
Politik sangatlah penting dikarenakan sejak dahulukala masyarakat
mengatur kehidupan kolektif dengan baik, mengingat seringnnya menghadapi
keterbatasanya sumberdaya alam yang di perukan bagi masyarakat itu sendiri,
atau perlunya distribusi sumberdaya yang termenej dengan baik agar semua
masyarakat hidup layak dan berkecukupan[6].
Disitulah peran politik yang mengatur berbagai aspek seperti yang di sebutkan
di atas.
Ada pula beberapa pendefinisian berbeda
mengenai politik diantaranya: (1) Segala kehidupan atau kegiatan bernegara atau
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan negara. (2) segala kegiatan
mempertahankan dan atau merebut kekuasaan. (3) kegiatan mengenai perumusan dan
atau melaksanakan keputusan politik atau kebijakan publik. (4) kegiatan yang
berkaitan dengan pengalokasian dan penerimaan sumber-sumber. (5) segala
kegiatan berbentuk perselisihan politik atau konflik politik.
Dari uraian definisi politik diatas, jelas
bahwa definisi politik tidak terlepas dari konsep dan definisi itu sendiri.
Karena itu, wajar bila pengertian politik pun beragam. Misalnnyan, beberapa
tokoh seperti J. Barentd dalam Ilmu
Politika, berpendapat bahwa politik adalah suatu usaha untuk memahami atau
mempelajari suatu negara.[7]
D.
Pengaruh Industri dan
Masyarakat
Industri dan masyarakat adalah dua unsur yang
tidak bisa di pisahkan dalam kehidupan, seyogyannya industri menjadi penopang
kebutuhan hidup bagi masyarakat dan
penggerak dari perindustrian adalah masyarakat itu sendiri.
Perubahan serta pola dan produk yang di
hasilkan serta di komsumsi, dapat mempengaruhi perindustrian serta lingkungan
sosial di dalam masyarakat. Kedua unsur ini saling mempengaruhi satu samalain.
a) Industri mempengaruhi masyarakat
Dalam arti luas, industri yang berkaitan
dengan teknologi, ekonomi, perusahan dan orang orang yang terlibat didalamnya
telah sangat mempengaruhi masyarakat. Pengaruh tersebut bisa berupa
nilai-nilai, pengaruh fisik terhadap masyarakat dan usaha industrial interes
grup untuk mempengaruhi masyarakat.
Industri memberi input kepada masyarakat
sehingga membentuk sikap dan tingkah laku yang tercermin dalam sikap bekerja.
Weber mengatakan bahwa dengan adanya teknologi baru, diperlukan suatu nilai
yang akan mengembangkan masyarakat menjadi masyarakat kapitalis tradisional.,
demikian pula jika hendak membentuk masyarakat kapitalis modern, diperlukan
suatu nilai nilai tertentu.
Contoh dengan munculnya wilayah wilayah
industri baru maka kota kota di wilayah tersebut telah berkembang dari kota
kota kecil yang hanya tergantung kepada pertambangan, menjadi kota kota besar
dan padat penduduknnya. Kota tersebut berkembang menjadi tempat tinggal tenaga
kerja yag jumlahnnya cukup besar.[8]
b) Pengaruh masyarakat terhadap industri
Penyesuaian didalam tubuh industi scara
internal biasannya tejadi pada kelompok minoritas para pekerja, misalkan
pekerja-pekerja muda, pekerja wanita, atau buruh pendatang selalu berusaha
menyesuaikan dirinya dengan rekan kerjanya yang lain. Begitulah beberapa
peranna pengaruh masyarakat terhadap industri.
Ada beberapa sample yang bisa di ambil dalam
perubaha sistem perindustrian salasatunya tentang pemberdayaan karyawan. Tujuan
pihak perusahaan meingkatkan pemdidikan para karyawannya pada hakikatnya
bertujuan meningkatkan keutungan sebesar mungkin. Berbicara tentang tenaga
kerja wanita, para mnager terpaksa harus membuat sift baru (sistem pembentukan
kelompok kerja) dan juga harus menerima kenyataan seringnnya para wanita itu
absen dari pekerjaannya karena urusan rumah tangganya.[9]
E.
Pengaruh Industri dan Politik
Industri adalah salah satu komponen besar
dalam kehidupan masyarakat, jika di analogika maka industri adalah salah satu bahan bakar untuk
menggerakkan roda perpolitikan di suatu negara. Tanpa industri, negara akan
sulit untuk bersaing dan berkembang dengan negara lain.
Industrialisasi yang merupakan kebanggaan
bagi Negara kaya dan kuat serta menjadi harapan bangsa-bangsa miskin dan
terbelakang, memberikan suatu tantangan luar biasa bagi sitem politik bangsa
dan Negara manapun. Penguasa baru, peraturan baru, pembagian kekuasaan dan
kekayaan, kebiasaan baru, dan ideology baru tidak hadir begitu saja tanpa suatu
ketegangan. Industrialisasi, di tempat hal itu terjadi, disertai dengan gejolak
politik yang besar, dan tampaknya cukup beralasan jika orang meramalkan bahwa
gejolak-gejolak baru akan terjadi selama di bagian dunia lainnya sedang
berlomba-lomba menuju modernisasi ekonomi.
Fungsi utama politik dalam tahap kedua
dari pertumbuhan nasional adalah
berkaitan dengan modernisasi ekonomi. Tidak ada periode lain dalam sejarah
suatu bangsa yang memberikan gambaran yang jelas di mana perubahan ekonomi
membentuk lembaga-lembaga politik dan sebaliknya kebijakan politik mengarahkan
jalan serta langkah perubahan ekonomi.
Politikpun memiliki peran
penting terhadap perkembangan perindustrian, pengaruh suatu sistem atau situasi
dan kondisi politik yang berlaku di suatu negara akan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan suatu industri.
a) Pengaruh Politik terhadap Industri
Pengruh terbesar politik dalam
perindustriannya yaitu kebijakan dari suatu negara atau keputusan keputusan
yang di buatnnya untuk meningkatkan serta mengembangkan perindustian.
Pemerintah berhak atas pengalokasian serta pemberdayaan dari suatu industri
dengan beberapa batasan batasan tertentu.
Dalam peranan sebagai pengatru, pemerintah
membuat suatu kerangka aturan untuk mengatur operasi semua perusahaan. Aturan
tersebut bertujuan untuk melindungi konsumen dan para Investor, mengntrol
perjanjian perdagangan dan juga mengatur kondisi kerja serta tingkat upah
minimal.[10]
Politik sangatlah berperan besar dalam
mengembangan perindustrian di indoneia, ada beberapa rincian pengaruh politik
dalam perkembangan perindustian diantaranya[11]:
1. Politik memberikan suara yang menentukan di dalam badan-badan
pemerintahan bagi mereka yang ingin memoderinisasikan ekonomi dan
mengindustrialisasikan bangsa dan pada saat yang bersamaan menyingkirkan
kekuasaan orang orang yang berkepentingan dengan unsur-unsur besar dalam proses
industrialisasi.
2. Politik sangat menentukan dalam menciptakan tabungan tabungan untuk
investasi. Pemerintah memberi bantuan yang menentukan dalam meningkatkan
produksi dan dalam menekankan konsumsi sapai suatu tingkat ketika masyarakat tidak
mengkomsumsi tabungan-tabungan yang dimaksudkan untuk di investasikan kembali.
3. Politik mendorong dan membantu migrasi dari desa ke kota yang mutlak di
perlukan bagi perkembangan ekonomi. Dengan melakukan hal itu, pemerintah
mempercepat kehancuran sistem pertanian praindustri lama, membantu
memperkenalkan struktur sosial modern dan memberikan sumber tenaga kerja untuk
industri industri manufakturing baru yang merupakan tulang punggung sistem
industri.
Adapun beberapa penjelasan lain tentang peran
pemerintah terhadap perindustrian, sebagai pengusaha pemerintah secar
langsungberpartisipasi dalamm kegiatan ekonomi melalui 4 cara yaitu[12]:
1. Pemerintah sebagai pembeli
terbesar dari barang-barang dan jasa untuk menjalankan roda pemerintahannya.
2. Pemerintah sebagai majikan:
kuranglebih 1 juta orang penduduk inggris bekerja pada pemerintah, dari seluruh
pekerja inggri yang berjumlah 24 juta orang.
3. Pemerintah memberikan pengaruh langsung kepada kegiatan bisnis dengan
melalui berbagai lembaga keuanngan yang dimilikinya, misalkan bak, tetapi tidak
ikut langsung dalam kegiatan manajemennya.
4. Pemerintah sebagai pengusaha langsung
dengan memproduksi barang-barang dan menjualnnya secara terbatas untuk
kepentingan sendiri.
b) Pengaruh industri terhadap politik
Berbagai bentuk pengaruh timbal balik yag
terjadi antara industri dan kehidupan politik dibagi menjadi dua jenis[13]:
1. Kelompok terorganisir
Kelompok terorganisisr atau bisa di sebut juga dengan Pressure group, kelompok ini ialah suatu
kelompok yang di bentuk oleh pemilik atau orang yang berkepentingn dalam
industri dan bisa juga masyarakat umum yang berusaha mempengaruhi kebijakan
pemerintah. Salasatu bentuk utama kekuatan dari pressure group ini ialah ekonomi, seperti pengusaaha, pedagang,
para pemilik pabrik, dan organisasi buruh.
2. Peranan individu
Peran ini terlihat sangat kecil tetapi memiliki pengaruh
yang cukup besar, dikarenakan peran individu ini memiliki kekuatn ekonomi pula
layaknnya kelompok terorganisir. Akan tetapi pengaruh yang di hasilkan dari
peranan individu relatif kecil, tidak sebesar pengaruh kelompok terorganisir.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Industri datang dari bahasa latin yaitu industria yang bermakna buruh (tenaga
kerja) dan industrios yang bermakna
kerja keras. Industri
bermakna bagian dari sistem
produksi dimana tidak
mengambil semuanya dari alam untuk
dikonsumsi, tetapi sebagian bahan itu di sistem lebih dahulu sampai jadi barang
yang berguna untuk beberapa orang.
Politik Berasal dari bahasa yunani yaitu “polis” berarti
negara atau kota dan “teta” berarti urusan. Politik pertama kali
diperkenalkan dan digunakan oleh Aristoteles dimana kata politik pada
awalnya, pada masa itu Aristoteles menyebut Zoon Politikon. Dari Zoon
Politikon kemudian terus berkembang menjadi polites, politeia, politika,
politikos. “Polites” adalah warganegara. “Politeia” adalah
hal-hal yang berhubungan dengan negara. “Politika” adalah
pemerintahan negara. “Politikos” adalah kewarganegaraan,
dengan demikian politik berarti menyangkut dengan urusan negara atau pemerintahan.
Industrialisasi yang merupakan kebanggaan
bagi Negara kaya dan kuat serta menjadi harapan bangsa-bangsa miskin dan
terbelakang, memberikan suatu tantangan luar biasa bagi sitem politik bangsa
dan Negara manapun. Penguasa baru, peraturan baru, pembagian kekuasaan dan
kekayaan, kebiasaan baru, dan ideology baru tidak hadir begitu saja tanpa suatu
ketegangan. Industrialisasi, di tempat hal itu terjadi, disertai dengan gejolak
politik yang besar, dan tampaknya cukup beralasan jika orang meramalkan bahwa
gejolak-gejolak baru akan terjadi selama di bagian dunia lainnya sedang
berlomba-lomba menuju modernisasi ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Gatara Sahid. 2007.
Sosiologi Politik. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Kartasapoetra. 1992. The Sosiology Of Industry.
Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Keith Faulks. 2014. Sosiologi Politik Pengantar Kritis. Bandung: Nusa Media.
Organski. 2010. Tahap-Tahap
Pembangunan Politik. Jakarta: Akademika Pressindo.
Sugiono Arif. 2013. Strategic Political Marceting. Yogyakarta: Ombak.
[1]https://id.wikipedia.org/wiki/Industri (Diakses pada 26 September 2018)
[2] Soerjono Soekanto, Sosiologi
Suatu Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm. 101.
[3] Ibid, hlm. 102.
[4]http://www.artikelsiana.com/2015/01/pengertian-politik-definisi-para-ahli-pengertian.html
(Diakses pada 25 September 2018)
[5]Miriam Budiardjo, Dasar-dasar
Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm. 13.
[6] Pengaturan dan pemberdayaan sumberdaya alam maupun masyarakat akan
bisa tercapai dengan baik bilamanna adannya suatu kekuaaan suatu wilayah
tertentu(negara atau sistem politik). Kekuasaan itu perlu di jabarkan melalui
keputusan mengennai kebijakan yang akan menentukan pembagian atau alokasi dari
sumber. Ibid, hlm. 14.
[7] Sahid Gatara & Dzulkiah Said, Sosiologi
Politik konsep dan dinamika perkembangannya, Pustaka setia, Bandung, 2007,
hlm. 20.
[8]S.R Paker dan R.K Brown, Sosiologi
Industri, Terj. Kartasapoerta, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hlm. 93.
[9]Ibid, hlm. 96.
[10]S.R Paker dan R.K Brown, Sosiologi Industri,
Terj. Kartasapoerta, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hlm. 100.
[12] Ibid, hlm. 101.
[13] Ibid, hlm. 98.
Comments
Post a Comment