Makalah Perubahan Sosial (Peranan Dakwah Islam dalam Perubahan Sosial)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam adalah Agama pembawa kebaikan di muka
bumi ini, sebagai pembawa kebaikan pastinya islam sendiri mengajarkan nilai nilai
kebaikan. Di luar hal tersebut pastinya setiap hal-hal yang baik akan
bermanfaat dan berguna untuk umat manusia. Dan ketika manusia memeluk agama
islam maka dirinya akan menjadi makhluk penebar kebaikan di muka bumi.
Agama islam sendiri tidak akan pernah
berkembang jikalau tidak ada yang menyebarkan dan memeluknya, maka oleh sebab
itu islam sendiri memiliki tatacara dalam penyebarannya yaitu melalui dakwah.
Dakwah itu sendiri adalah salasatu meotde
dalam penebaran islam yang dimana akan merubah sebuah tatanan masyarakat
yang tadinya tidak berlandaskan islam
menjadi sebuah tatanan yang berlandaskan islam. Ketika sebuah tatanan tersebut
telah berubah maka akan terlihat bagaimana pentingnya peranan dakwah itu sendiri.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu digali
lebih dalam lagi oleh penulis agar memahami tentang “PERANAN DAKWAH ISLAMIYAH
DALAM PERUBAHAN SOSIAL”.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan dakwah
islam?
2.
Bagaimana konsep dakwah islam?
3.
Bagaimana peranan dakwah islam
dalam perubahan sosial?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan dakwa islam.
2.
Untuk mengetahui bagaimana konsep dakwah
islam.
3.
Agarmemahami peranan dakwah islam
dalam perubahan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Dakwah Islam
Dakwah dalam
bahasa Arab berasal dari kata (da'a yad'u, da'watan), berarti menyeru,
memanggil, mengajak, menjamu[1]. Atau kata da'a, yad'u, duaan, da'wahu,
berarti menyeru akan dia[2]
Sedangkan
menurut KBBI dakwah adalah penyiaran atau
propaganda; penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat;
seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama.[3]
Dalam pengertian yang integralistik dakwah merupakan
suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah
untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju
perikehidupan yang Islami.[4]
Dakwah sendiri bisa jadi adalah kegiatan yang
bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat
kepada Allah sesuai
dengan garis aqidah,
syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari
kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.[5]
Terlepas dari beberapa pengertian dakwah
secara bahasa maupun secara istilah, adapun pengertian dakwah menurut beberapa tokoh
yaitu:
·
Menurut A. Hasymy, dakwah
islamiyah ialah konsepsi yang lengkap yang dalam lipatannya mengandung segala
macamilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia, agar mereka dapat melihat akhir
tujuan dari kehidupannya, dan agar dapat menyelamirahasia-rahasia hidup ini.
·
Drs. Hamzah Ya’qub, dakwah adalah
: mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk
Allah dan Rasulnya
·
Asmuni Syukir berpendapat bahwa
istilah dakwah dapat diartikan dari dua segi atau sudut pandang, yakni definisi
dakwah yang bersifat pembinaan dan definisi dakwah yang berarti pengembangan.
Definisi dakwah yang bersifat pembinaan adalah suatu usaha mempertahankan,
melestarikan dan menyempurnakan akhlaq manusia agar mereka tetap beriman kepada
Allah, dengan menjalankan syariat-Nya, sehingga mereka menjadi manusia yang
hidup bahagia dunia akhirat. Sedang definisi dakwah yang bersifat pengembangan
adalah usaha mengajak umat manusia yang belumberiman kepada Allah agar mentaati
syari’at Islamsupaya nantinya dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun
akhirat.
·
Arifin M.Ed. memberikan definisi
dakwah adalah suatu kegiatan ajakan baik dalambentuk lisan, tulisan tingkah
laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi
orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar supaya timbul
dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengamalan
terhadap ajaran sebagai massage yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur
paksaan.[6]
·
Drs. Endang Saefudin Anshori,
M.A., dakwah adalah penjabaran, penerjemahan dan pelaksanaan
Islamdalamperi-kehidupan dan penghidupan manusia termasuk di dalamnya bidang
pendidikan, politik, kekeluargaan dan bidang kemasyarakatan
·
Syekh Ali Mahfudz. Di dalam kitabnya
Hidayahtul Mursyidin, mengintrodusir pengertian dakwah sebagaimana dikutip oleh
Salmadanis dalam bukunya filsafat Dakwah dan A. Rasyad Shaleh dalam bukunya
Manajemen Dakwah Islam, yaitu : Artinva: "Mendorong manusia agar berbuat
kebajikan dan petunjuk, menyuruh berbuat
yang ma'ruf dan melarang yang mungkar agar mereka dapat kebahagiaan di Dunia
dan di akhirat.[7]
B.
Metode Dakwah
Dakwah adalah panggilan umat manusia di
seluruh dunia ke jalan Allah dengan penuh kebijaksanaan dan petunjuk-petunjuk
yang baik dan berdiskusi dengan cara sebaik-baiknya, dengan kata lain dakwah
sebagai uatu usahausaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia
dan seluruh umat manusia , konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan manusia
hidup di dunia ini, yang meliputi amar ma‟ruf nahi munkar dengan berbagai macam
dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam peri
kehidupan masyarakat dan peri kehidupan bernegara.[8]
Metode adalah suatu cara dan prosedur,
Sedangkan al-Qur‟an semenjak pertama kali diturunkan, sekarang dan di masa yang
mendatang, selalu menjadi sumber rujukan dan isnpirasi dakwah, pernyataan itu
diperkuat beberapa bukti dan argumentasi, baik secara normatif atau secara
empirik, sebagai berikut:
a) Keberadaan al-Qur‟an sebagai wahyu atau firman Allah (kallamullah) mempunyai identitas mutlak dan universal sehingga nilai-nilai kelakuannya tidak terbatas dimensi waktu (dulu, sekarang, dan yang akan datang ) dan dimensi ruang dan tempat (di sana di sini dan di stu) hal ini dikenal dengan proposisi yang menyebutkan
b) Kandungannya banyak memuat pesan moral tentang dakwah, yakni upaya seruan, ajakan, bimbingan, dan arahan menuju ashshirath al mustaqim (din al Islam).
c) Al-Qur‟an secara khusus banyak memuat pesan moral tentang dakwah, yakni upaya seruan, ajakan, bimbingan, dan arahan menuju ash shirath al mustaqim (din al –Islam)
d) Al-Qur‟an secara khusus banyak memuat dan memperkenalkan istilah-istilah dakwah
e) Secara eksplisit, term dakwah dalam al-Qur‟an ada yang diungkapkan dalam perintah (amr)
f) Telah terbukti dalam sejarah, al-Qur‟an mampu memotivasi dan ispirasi perubahan sebuah peradaban manusia dari kondisi jahiliyah (Zulumat) menuju kehidupan keterang benderangan (an-Nur). Yuhriju hum min ash zhulumat ila nur
g) Al-Qur‟an melahirkan sebuah ajaran, pranata sosial, kebudayaan, dan peradaban baru
a) Keberadaan al-Qur‟an sebagai wahyu atau firman Allah (kallamullah) mempunyai identitas mutlak dan universal sehingga nilai-nilai kelakuannya tidak terbatas dimensi waktu (dulu, sekarang, dan yang akan datang ) dan dimensi ruang dan tempat (di sana di sini dan di stu) hal ini dikenal dengan proposisi yang menyebutkan
b) Kandungannya banyak memuat pesan moral tentang dakwah, yakni upaya seruan, ajakan, bimbingan, dan arahan menuju ashshirath al mustaqim (din al Islam).
c) Al-Qur‟an secara khusus banyak memuat pesan moral tentang dakwah, yakni upaya seruan, ajakan, bimbingan, dan arahan menuju ash shirath al mustaqim (din al –Islam)
d) Al-Qur‟an secara khusus banyak memuat dan memperkenalkan istilah-istilah dakwah
e) Secara eksplisit, term dakwah dalam al-Qur‟an ada yang diungkapkan dalam perintah (amr)
f) Telah terbukti dalam sejarah, al-Qur‟an mampu memotivasi dan ispirasi perubahan sebuah peradaban manusia dari kondisi jahiliyah (Zulumat) menuju kehidupan keterang benderangan (an-Nur). Yuhriju hum min ash zhulumat ila nur
g) Al-Qur‟an melahirkan sebuah ajaran, pranata sosial, kebudayaan, dan peradaban baru
Sebagai kitab dakwah yang peuh hikmah,
al-Qur‟an banyak mengintrodusir term-term dakwah. Setiap terma mengandung sarat
makna terbuka dan menantang untuk ditelaah, dipahami, ditafsirkan dan
dihubungkan dengan teori dan realitas kekiniaan. Hal ini sesuai dengan dengan
semangat kehadirat alQur‟an sebagai petunjuk (hudan), penjelasan (al-bayyinat),
dan pemilahan (furqan). Yakni sebagai petunjuk, keterangan, dan penjelasan
serta pemilahan terhadap segala persoalan dan kejadian yang muncul. Dengan
demikian, idealnya al-Qur‟an betul-betul hadir di tengah-tengah kehidupan
sosial budaya yang menerangi, interaktif, dan komunikatif dengan zamannya.[9]
C.
Tujuan dakwah
Tujuan merupakan sesuatu yang dicapai melalui
tindakan, perbuatan atau usaha. Dalam kaitannya dengan dakwah, maka tujuan dakwah
sebagaimana dikatakan Ahmad Ghasully adalah membimbing manusia untuk mencapai
kebaikan dalam rangka merealisir kebahagiaan. Sementara itu, Ra’uf Syalaby
mengatakan bahwa tujuan dakwah adalah meng-Esakan Allah SWT, membuat manusia
tunduk kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dan intropeksi terhadap apa yang
telah diperbuat.
D.
Perinsip Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah proses sosial yang
dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan
sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukalera
atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan,
budaya dan sistem sosial. Dalam waktu lama, kemudian menyesuaikan diri atau
menggunakan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial yang baru.[10]
Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu
perubahan dari gejala-gejala sosial yang ada di masyarakat; dimulai dari
yang bersifat individual hingga yang lebih kompleks. Perubahan sosial juga
dapat dilihat dari segi gejala-gejala terganggunya kesinambungan diantara
kesatuan sosial, walaupun keadaannya relatif kecil. Perubahan ini meliputi
struktur, fungsi, nilai, norma, pranata, dan semua aspek yang dihasilkan dari
interaksi antarmanusia, organisasi atau komunitas, termasuk perubahan dalam hal
budaya.
Agar lebih memahami tentang perubahan sosial,
beberapa pengertian dari sosiolog di bawah ini dapat Anda jadikan sebagai
batasannya.
· Moore memasukkan ke dalam definisi perubahan sosial berbagai ekspresi mengenai struktur seperti norma, nilai dan fenomena kultural.[11]
· William F. Ogburn, mengemukakan ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan material maupun immaterial, yang ditekankan pada pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
· Kingsley Davis, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
· Mac Iver, mengartikan bahwa perubahan sosial sebagai perubahan dalam hubungan sosial (sosial relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
· GilIin & Gillin, mengartikan perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, dan ideologi maupun karena adanya ditusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
· Selo Soemardjan, merumuskan perubahan sosial sebagai segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.[12]
· Moore memasukkan ke dalam definisi perubahan sosial berbagai ekspresi mengenai struktur seperti norma, nilai dan fenomena kultural.[11]
· William F. Ogburn, mengemukakan ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan material maupun immaterial, yang ditekankan pada pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
· Kingsley Davis, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
· Mac Iver, mengartikan bahwa perubahan sosial sebagai perubahan dalam hubungan sosial (sosial relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
· GilIin & Gillin, mengartikan perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, dan ideologi maupun karena adanya ditusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
· Selo Soemardjan, merumuskan perubahan sosial sebagai segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.[12]
E.
Peranan dakwah bagi perubahan
sosial
Ada beberapa hal yang dapat pemakalah ambil
dari uraian yang telah di tulis sebelumnya, maka ada 5 peranan dakwah yang bisa
pemakalah ambil berdasarkan uraian yang elah di sampaikan yaitu
1)
Pemberian motivasi: Pemberian
motivasi merupakan pendekatan dalam rangka pergerakan dakwah. Dakwah islam
seharusnya motivasi yang mendorong, para pelaku dakwah itu hanya semata-mata
mengharap keridhoan Allah swt. Seorang da’i pun harus memperhatikan segi-segi
kemanusiaan dalam rangka membangkitkan semangat kerja dan pengabdian. Seperti
pengikutsertaan dalam proses pengambilan keputusan, pemberian informasi yang
lengkap, pengakuan dan penghargaan terhadap sumbangan yang telah diberikan,
suasana yang menyenangkan, penempatan yang tepat, dan pendelegasian wewenang.
2) Bimbingan: Bimbingan merupakan tindakan pimpinan yang dapat menjamin
terlaksananya tugas-tugas dakwah yang sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan
ketentuan, agar apa yang menjadi tujuan dan sasaran dakwah dapat dicapai dengan
sebaik-baiknya.
3) Perjalinan hubungan: Untuk
menjalin terwujudnya keharmonisan dan sinkronisasi, usaha-usaha dakwah
diperlukan adanya perjalinan hubungan, dimana para da’i ditempatkan dalam
berbagai bagian dapat dihubugkan satu sama lain, agar mencegah terjadinya
kekacauan kesamaan dan lain sebagainya.
4) Penyelenggaraan komunikasi: Dakwah
daam komunikasi sering disebut tablig. Tujuan dari komunikasi dakwah ini adalah
terjadinya perubahan tingkah laku, sikap atau perbuatan yang sesuai dengan
Al-Qur’an dan Sunnah.
5) Sumber daya manusia: Sumber
daya manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan
perannya sebagai mahkluk sosial yang adaptif dan transpormatif yang mampu
mengolah dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju
tercapainya kesejahteraan kehidupan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan
berkelanjutan.
Cara muntuk meningkatkan sumber daya manusia
adalah dengan cara edukasi atau pendidikan, training, competency, dan learning
atau pembelajaran.[13]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru,
mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai
dengan garis aqidah,
syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari
kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.
Konsep dakwah sendiri tidak lepas dari tujuan
serta metode dalam berdakwah. Tujuan dari dakwah sendiri yaitu agar semua
manusia kembali menjadikan islam sebagai landasan serta jalan untuk hidup,
sedangkan metode dalam berdakwah yaitu bersumber dari Al-quran yang dimana
Al-quran sendiri menjadi petunjuk bagi kaum muslim.
Sedangkan peranan dakwah dalam perubahan
sosial sekurang kurangnya ada 5, yaitu: Pemberian motivasi, Bimbingan, Perjalinan
hubungan, Penyelenggaraan komunikasi, dan Sumber daya manusia.
B.
Saran
Dalam akalah ini penyusun menyadari
bahwasannya masihbanyak kekurangan dan kesalahan baik itu dalam sistem
penulisan maupun dalam pengambilan materi. Masihbanyak hal yang perlu di
koreksi dikarenakan kurangnya pemahaman tentang dakwah yang pemakalah pahami.
Semoga ini bisa menjadi pelajaran khususnya bagi pemakalah dan umumnya bagi
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud Yunus, Kamus arab
Indonesia, (Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Penafsir Qur‟an, Jakarta :PT Hidakarya Agung : 1989)
Luis Ma‟luf, almunjid fi
al-lughat, Dar al Masyriq, Beirut, 1997
Arifin, Psikologi dakwah suatu pengantar, Jakarta: bumi aksara, 1994
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, Semarang :
CV Toha Putra, 1990
Abdul, Munir, Dakwah Perspektif Al-Qur’an,Jakarta:
TMF, 2002
Asep Muhiddin, dakwah
dalam perspektif al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2002
Bungin, Burhan. Sosiologi
Komunikasi, Jakarta: Kencana. 2011
Lauer, Robert. Perspektif tentang perubahan sosial. Jakarta : PT Asdi
Mahasatya. 2001
Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta; Rajagrafindo Persada. 2011
https://kbbi.web.id/dakwah
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/07/pengertian-dakwah-islami.html/
https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah
[1] Mahmud
Yunus, Kamus arab Indonesia, (Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Qur‟an, Jakarta :PT Hidakarya Agung :
1989), h.127.
[2]
Luis Ma‟luf, almunjid fi al-lughat, Dar al Masyriq, Beirut, 1997, h.216
[3]
https://kbbi.web.id/dakwah
[4] http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/07/pengertian-dakwah-islami.html/
[5]
https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah
[6]
Arifin, Psikologi dakwah suatu pengantar,
Jakarta: bumi aksara, 1994, h.6
[7] Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya,
Semarang : CV Toha Putra, 1990, h.45
[8] Abdul, Munir, Dakwah Perspektif Al-Qur’an,Jakarta: TMF, 2002, h. 113
[9] Asep Muhiddin, dakwah
dalam perspektif al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia, 2002, h. 29
[10] Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana. 2011, h. 91
[11] Lauer, Robert. Perspektif tentang perubahan sosial. Jakarta : PT Asdi
Mahasatya. 2001, h. 4
[12] http://id.scribd.com/doc/58593137/Modul-Perubahan-Sosial.
[13] Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta; Rajagrafindo Persada. 2011, h.301-304
Comments
Post a Comment