Makalah Perubahan Sosial

POWER POINT Perubahan Sosial Jika perlu, Download Gratis klik disini(https://drive.google.com/open?id=1fVOiP6enc2gTrgCrzHMC4clGgR-fUKdX)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang

Kehidupan social tidaklah statis, melainkan selalu berubah secara dinamis. Tapi, tidak semua orang mempunyai kesepakatan sama dalam mengartikan perubahan social. Bahkan, konsep perubahan social sempat diberi makna intuitif dan sebagai suatu mitos belaka. Dalam perkembangan pun para ahli memperlihatkan perbedaan dalam memahami perubahan social. Pemaknaan konsep perubahan social kelihatannya masih problematic hingga kini. Disekian banyak fenomena social yang menjadi orientasi analisis sosiologi, fenomena perubahan social salasatu hal yang termaksut sulit dipahami. Ada beberapa pembagian dalam hal perubahan social itu sendiri baik perubahan social yang klasik serta perubahan social yang modern. Didalam perubahan itu sendiri terdapat pebedaan yang sangat signifikan baik itu yang bersifat klasik maupun yang bersifat modern.
Perubahan modern itu sendiri terjadi pada abad ke-20 dimana banyaknya sekali perubahan yang mencangkup global atau sering disebut dengan globalisasi. Tidak bias dipungkiri bahwasannya perubahan sosial modern sangat berpengaruh terhadap tatanan masyarakat dunia.
Berdasarkan uraian tersebut, perlu di gali dan diteliti lebih dalam lagi oleh penulis agar lebih memahami tentang “Perubahan Sosial Modern”

B.     Rumusan masalah

1.      Apa pengertian perubahan social?
2.      Bagaimana perubahan social pada abad ke 20?
3.      Apa saja teori-teori modern mengenai perubahan social?

C.     Tujuan

1.      Agar memahami pengertian perubahan social.
2.      Agar mengetahui bagaimana perubahan sosail pada abad ke 20.
3.      Agar memahami teori perubahan social modern.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian perubahan socia
l
Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial yang ada pada masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih kompleks. Perubahan sosial dapat dilihat dari segi terganggunya kesinambungan di antara kesatuan sosial walaupun keadaannya relatif kecil. Perubahan ini meliputi struktur, fungsi, nilai, norma, pranata, dan semua aspek yang dihasilkan dari interaksi antarmanusia, organisasi atau komunitas, termasuk perubahan dalam hal budaya.
Perubahan sosial terbagi atas dua wujud sebagai berikut :

· Perubahan dalam arti kemajuan (progress) atau menguntungkan.
· Perubahan dalam arti kemunduran (regress) yaitu yang membawa pengaruh kurang menguntungkan bagi masyarakat.

Menurut Jocobus Ranjabar, perubahan sosial adalah proses dimana terjadi perubahan struktur masyarakat yang berjalan dengan perubahan kebudayaan dan fungsi suatu sistem sosial.[1] Secara singkat Samuel Koening mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia yang terjadi karena sebab-sebab intern maupun ekstern.
Perubahan sosial menurut Gillin merupakan suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi maupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia memang tidak bisa lepas dari yang namanya perubahan. Sekalipun pada masyarakat yang primitif. Sedikit banyak pada masyarakat tersebut mengalami perubahan baik disadari oleh masing-masing individu atau tidak.[2]
Itulah bebeapa pengertian tentang perubahan social serta perubahan social terbagi menjaadi dua wujud yaitu (progress) dan (regress).

B.     Perubahan social pada abad ke 20

Berakhirnya Perang Dunia II diikuti perubahan-perubahan sosial besar di kawasan Asia, Afrika dan Amerika Selatan--baik di negara-negara yang telah ada maupun di negara-negara baru yang telah bebas dari penjajahan. Perhatian sejumlah ilmuwan sosial mulai dipusatkan pada proses perubahan di kawasan di mana mayoritas masyarakat dunia hidup, dan sebagai akibatnya muncul berbagai teori mengenai perubahan-perubahan di negara-negara di kawasan ini. Pusat-pusat studi yang mengkhususkan diri pada masyarakat non-Barat ini mulai berkembang di berbagai negara Barat.[3]
Negara-negara non-Barat ini mulai diberi berbagai
. julukan seperti "Masyarakat-masyarakat Dunia Ketiga" (Third World Societies), "Ncgara¬negara Terkebelakang" (Underdeveloped Countries atau Less Developed Countries), "Negara¬negara Sedang Berkembang" (Developing Countries), atau "Negara-negara Selatan" (South Countries). Istilah Masyarakat Dunia Ketiga mengacu pada mayoritas masyarakat dunia yang pernah dijajah negara-negara Barat dan yang masyarakatnya kebanyakan hidup dari pertanian.

istilah Masyarakat Dunia Pertama (First World Society) mengacu pada negara-negara industri maju di Eropa Barat, Amerika, Australia dan Jepang dan istilah Masyarakat Dunia dua (Second World Societies) mengacu pada negara-negara industri di Eropa Timur (lihat Giddens, 1989:52¬58). Negara-negara "Sedang Berkembang" tersebut sering pula dijuluki Ncgara-negara Selatan (South Countries), karena negara-negara tersebut kebanyakan terletak di belahan Selatan bumi.
Giddens (1989) mengemukakan bahwa kesalingtergantungan masyarakat dunia semakin meningkat. Proses peningkatan kesalingtergantungan masyarakat dunia ini dinamakannya globalisasi proses masuknya ke ruang lingkup dunia[4] (globalization) dan ditandai kesenjangan besar antara kekayaan dan tingkat hidup masyarakat-masyarakat industri dan masyarakat-masyarakat Dunia Ketiga. Menurutnya tiap tahun jutaan penduduk mati kelaparan meskipun produksi makanan di scluruh dunia cukup untuk memberi makan semua orang, sedangkan sejumlah besar bahan makanan tersimplan-atatt dimusnahkan di negara-negara Barat.[5]
Gejala-gejala perubahan sosial lain yang dicatat Giddens ialah tumbuh dan berkembangnya negara-negara industri baru (newly industrialized countries, atau NIC), dan semakin meriingkatnya komunikasi antarnegara sebagai dampak teknologi komunikasi yang semakin canggih. Masalah globalisasi diulas pula oleh Waters, yang mendefinisikannya sebagai "A social process in which the constraints of geography on social and cultural arrangements recede and in which people become increasingly aware that they are receding" (1996:3).[6]
 Waters berpandangan bahwa globalisasi berlangsung di tiga bidang kehidupan, yaitu perekonomian, politik, dan budaya. Menurutnya globalisasi ekonomi berlangsung di bidang perdagangan, produksi, investasi, ideologi organisasi, pasar modal, dan pasar kerja; globalisasi politik terjadi di bidang kedaulatan negara, fokus kegiatan pemecahan masalah, organisasi internasional, hubungan internasional, dan budaya politik; dan globalisasi budaya terjadi dalam bidang apa yang dinamakannya sacriscape (ide keagamaan), ethnoscape (etnisitas), econoscape (pola pertukaran benda berharga), mediascape (produksi dan distribusi gambaran sama ke seluruh dunia), dan leisurescape (pariwisata).
Pada abad 20 sangat berpengaruh terhadap perubahan social yang berdampak pada perubahan global. Perubahan itu sendiri terjadi dikarenakan dampak dari perang dunia kedua, negara negara yang berperan dalam perang dunia kedua mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap perubahan yang terjadi di dunia.
Negara negara yang mengikuti perang dunia ke 2 memberi dampak besar terhadap negara non barat. Non barat disini di gambarkan sebagai negara negara yang tidak mengikuti perang dunia ke 2, mulai dari negara yang dijajah sampai dengan negara yang hanya menyaksikan dan tidak mempunyai dampak terhadap perang dunia ke 2.

C.     Teori Perubahan Sosial modern

Ada beberapa teori perubahan social yang terdapat dalam ilmu sosiologi, kurang lebih ada 3 teori yang cukup terkenal serta selaras dengan perubahan modern itu sendiri yaitu:

1.      Teori Moderenisasi
Teori Modernisasi menganggap bahwa negara-negara terbelakang akan menempuh jalan sama dengan negara industri maju di Barat sehingga kemudian akan menjadi negara berkembang pula melalui proses modernisasi. Teori ini berpandangan bahwa masyarakat yang belum berkembang perlu mengatasi berbagai kekurangan dan masalahnya sehingga dapat mencapai tahap ”tinggal landas” ke arah perkembangan ekonomi.
Menurut Etzioni-Halevy dan Etzioni transisi dari keadaan tradisional ke modernitas melibatkan revolusi demografi yang ditandai menurunnya angka kematian dan angka kelahiran; menurunnya ukuran dan pengaruh keluarga; terbukanya sistim stratifikasi; peralihan dari stuktur feodal atau kesukuan ke suatu birokrasi; menurunnya pengaruh agama; beralihnya fungsi pendidikan dari keluarga dan komunikasi ke sistem pendidikan formal; munculnya kebudayaan massa; dan munculnya perekonomian pasar dan industrialisasi.[7]

2.      Teori Ketrgantungan
Menurut teori ketergantungan yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman negara Amerika Latin bahwa perkembangan dunia tidak merata; negara-negara industri menduduki posisi dominan sedangkan negara-negara Dunia Ketiga secara ekonomi tergantung padanya. Perkembangan negara-negara industri dan keterbelakangan negara-negara Dunia Ketiga, menurut teori ini, berjalan bersamaan: di kala negara-negara industri mengalami perkembangan, maka negara-negara Dunia Ketiga yang mengalami kolonialisme, khususnya di Amerika Lain, tidak mengalami ”tinggal landas” tetapi justru menjadi semakin terkebelakang.[8]

3.      Teori Sistem Dunia
Teori yang dirumuskan Immanuel Wallerstein mengatakan bahwa perekonomian kapitalis dunia tersusun atas tiga jenjang: negara-negara inti, negara-negara semi-periferi, dan negara-negara periferi. Negara-negara inti terdiri atas negara-negara Eropa Barat yang sejak abad 16 mengawali proses industrialisasi dan berkembang pesat, sedangkan negara-negara semi- periferi merupakan negara-negara di Eropa Selatan yang menjalin hubungan dagang dengan negara-negara inti dan secara ekonomis tidak berkembang. Negara-negara periferi merupakan kawasan Asia dan Afrika yang semula merupakan kawasan ekstern karena berada di luar jaringan perdagangan negara-negara inti tetapi kemudian melalui kolonisasi ditarik ke dalam sistem dunia. Kini negara-negara inti (yang kemudian mencakup pula Amerika Serikat dan Jepang) mendominasi sistem dunia sehingga mampu memanfaatkan sumberdaya negara lain untuk kepentingan mereka sendiri, sedangkan kesenjangan yang berkembang antara negara-negara inti dengan negara-negara lain sudah sedemikian lebarnya sehingga tidak mungkin tersusul lagi.[9]

BAB II
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial yang ada pada masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih kompleks. Pada abad ke 20 sangat berperan penting dalam perubahan tatanan dunia, teorinya sendiri ada tiga yaitu: teori modernisasi, teori ketergantungan, dan teori system dunia.

B.     Saran
Dalam penyusunan makalah ini alangkah lebih baiknya jikalau ada referensi yang berkaitan atau terfokus pada perubahan social modern itu sendiri. Sehingga akan dengan mudahnya dalam memahami dan mencerna perihal perubahan social moder itu sendiri.
Dalam makalah ini masih sangat banyak kekurangan baik dalam penyusunan maupun dalam pengambilan materi. Diluar dari perihal tersebut alangkah baiknya jiakalau bias mengefaluasi lebih baik lagi dan lebih bagus lagi agar makalah seanjutnya dapat mudah di pahami.





DAFTAR  PUSTAKA
Jocobus Ranjabar, Perubahan Sosial Dalam Teori Makro Pendekatan Realitas Sosial. (Bandung: Alfabeta, 2001),
http://hanslakomesem.blogspot.co.id/2015/02/makalah-perubahan-sosial.html
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004,
https://kbbi.web.id/globalisasi
http://pengantar-sosiologi.blogspot.co.id/2009/04/perubahan-sosial.html
Teori Sosiologi Modern, Edisi Pertama, cetakan ke-7, Penerjemah Alimandan, Editor Triwibwo, Jakarta: kencana.
http://emadwiw.blogspot.co.id/2015/04/perubahan-sosial-di-abad-ke-20.html
http://pengantar-sosiologi.blogspot.co.id/2009/04/perubahan-sosial.html





[1] Jocobus Ranjabar, Perubahan Sosial Dalam Teori Makro Pendekatan Realitas Sosial. (Bandung: Alfabeta, 2001), hlm 17.
[2] http://hanslakomesem.blogspot.co.id/2015/02/makalah-perubahan-sosial.html
[3] Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004, hlm10
[4] https://kbbi.web.id/globalisasi
[5] Ibid, 11
[6] http://pengantar-sosiologi.blogspot.co.id/2009/04/perubahan-sosial.html
[7] Teori Sosiologi Modern, Edisi Pertama, cetakan ke-7, Penerjemah Alimandan, Editor Triwibwo, Jakarta: kencana. Hlm 100
[8] http://emadwiw.blogspot.co.id/2015/04/perubahan-sosial-di-abad-ke-20.html
[9] http://pengantar-sosiologi.blogspot.co.id/2009/04/perubahan-sosial.html

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Sosiologi Budaya (Penelitian Suku Osing)

Makalah Budaya Organisasi

Makalah Industri, Masyarakat, dan Politik