Makalah Sistem Komunikasi Masyarakat Desa

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Manusia adalah mahluk yang diciptakan oleh Allah SWT dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya. Manusia juga diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikir dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai makhluk yang unik, yang memiliki kemampuan sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Di sisi lain, karena manusia adalah makhluk sosial, maka manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun dalam konteks sosial budaya. Terutama dalam konteks sosial budaya, manusia membutuhkan manusia lain untuk saling berkolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan fungsi-fungsi sosial satu dengan lainnya.
Terlepas dari beberapa hal tersebut akan ada sebuah pola interaksi yang dibangun umtuk memenuhi fungsi-fungsi sosial baik itu dalam konteks material maupun non material. Pola interaksi inilah yang akan menghantarkan manusia untuk dapat berinteraksi dengan individu atau kelompok lain.
Pola interaksi itu sendiri terbentuk sesuai dengan faktor geografis, budaya, dan semua faktor lainnya yang membentuk pola pola interaksi itu berbeda. Orang kota dan orang desa akan sangat berbeda ketika berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Adakalanya orang desa akan lebih mengedepankan gotong royong ketimbang masyarakat kota yang indentik dengan huubungan timbal balik.
Masyarakat pedesaan itu sendiri mempunyai gaya dan ciri khas tersendiri saat berinteraksi, sesuai dengan uraian diatasa maka pemakalah akan membahas tentang “SISTEM KOMUNIKASI MASYARAKAT DESA” agar pembahasan lebih mengerucut dan mudah dipahami.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Komunikasi?
2.      Apa yang dimaksud dengan Masyrakat Desa?
3.      Bagaimana Sistem Komunikasi Masyarakat Desa?

C.     Tujuan
1.      Agar dapat memahami apa itu Komunikasi
2.      Agar dapat mengetahui Apa itu Masyarakat Desa
3.      Agar dapat memahami bagaimana Sistem komunikasi Masyarakat Desa
  
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Komunikasi

Komunikasi sering dimaknakan sangat sederhana oleh kalangan masyarakat, dimana komunikasi hanya sebatas interaksi antara dua individu atau lebih. Padalah komuniikasi sendiri memiliki makna dalam dan sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, dikarenakan semua hubungan sosial yang terbangun tidak lain dan tidak bukan berawal dari komunikasi.
Pengertian Komunikasi secara Etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latincommunication, dan perkataan ini bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal.[1] Dengan demikian komunikasi, menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), “menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Sementara itu, dalam Webster New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambng-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku”[2]
Sedangkan pengertian Komunikasi secara Terminilogi menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.
Maka komunikasi adalah salasatu aktivitas yang dilakukan manusia dengan cara berinteraksi untuk menyalurkan gagasan, keterampilan dan lainnya sebagainya, sehingga terpenuhinya kebutuhan dari manusia itu sendiri. Ligkup komunikasi menyangkut persoalan-perssoalan yang ada kaitannya dengan substansi interaksi  sosial orang-orang dalam masyarakat, termasuk konten interaksi (komunikasi) yang dilakukan secara langsung maupun menggunakan media komunikasi.[3]

B.     Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi

Ada empat tahap perkembangan Ilmu komunikasi, yang dimana di setiap tahapnya itu sendiri mempunyai ciri khas masing masing dan terus berkembang dari masa ke masa. Diantaranya yakni:[4]

1)      Periode Tradisi Retorika
Perkembangan lahirnya ilmu komunikasi dapat ditelusuri sejak peradaban Yunani Kuno beberapa ratus tahun sebelum masehi. Sebutan "komunikasi" dalam konteks arti yang berbeda sekarang ini memang belum dikenal saat itu. Istilah yang berlaku pada zaman tersebut adalah "retorika". Para ahli berpendapat bahwa studi retorika sebenarnya telah ada sebelum zaman Yunani. Disebutkannya bahwa zaman kebudayaan Mesir Kuno telah ada tokoh-tokoh retorika seperti Kagemni dan Ptah-Hotep. Namun demikian tradisi retorika sebagai upaya pengkajian yang sistematis dan terorganisir baru dilakukan di zaman Yunani Kuno dengan perintisnya Aristotle.
Pengertian "retorika" menurut Aristotle, menunjuk kepada segala upaya yang bertujuan untuk persuasi. Lebih lanjut Aristotle menyatakan bahwa retorika mencakup tiga unsur yakni: ethos (kredibilitas sumber, pathos (hal yang menyangkut emosi/perasaan) dan, logos (hal yang menyangkut fakta)
2)      Periode pertumbuhan: tahun 1900-perang duni II
Pertumbuhan  komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial barangkali dapat dikatakan dimulai pada awal abad ke-19. Sedikitnya ada tiga pertimbangan penting pada masa ini. Pertama,adalah penemuan-penemuan teknologi komunikasi seperti telephone, radio, televisi, dll. Kedua, proses industrialisasi dan modernisasi yang telah terjadi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika.Ketiga, pecahnya Perang Dunia I dan II.
3)      Periode Konsolidasi: perang duni II-1960
Periode setelah perang Dunia II sampai tahun 1960-an disebut sebagai suatu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh (tiga) hal. Pertamaadanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam. Kedua,munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proses komunikasi. Ketiga,adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar proses komunikasi. Pendekatan komunikasi telah menjadi suatu pendekatan yang lintas disipliner dalam arti mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya, karena disadari bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang kompleks.
4)      Periode Teknologi Komunikasi: 1960-sampai sekarang
Periode masa sekarang juga disebut sebagai periode teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai oleh beberapa faktor sebagai berikut: (1) kemajuan teknologi komunikasi dan informasi seperti komputer, VCR, TV kabel, parabola video home computer, satelit komunikasi, teleprinter, videotext, laser vision dan alat-alat komunikasi jarak jauh lainnya, (2) tumbuhnya industri media yang cakupannya tidak hanya bersifat nasional tetapi juga regional dan global, (3) ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik global/internasional, (4) semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh negara, serta (5) semakin meluasnya proses demokratisasi ekonomi dan politik. Sebagai akibatnya, studi-studi komunikasi yang banyak dilakukan (khususnya di negara maju seperti AS) cenderung difokuskan pada proses dan dampak sosial penggunaan teknologi media komunikasi; arus penyebaran dan pemusatan informasi regional dan global (misalnya "transborder data flow"), aspek-aspek politik, ekonomi dan informasi, komunikasi antar industri media, dampak sosial dari teknologi interaktif seperti komputer, komunikasi manusia-mesin, dampak telekomunikasi terhadap hubungan antar-budaya, serta aspek-aspek yang menyangkut manajemen informasi. Pendekatan disiplin ekonomi mulai diterapkan, karena disadari bahwa informasi di masa sekarang ini merupakan komoditi yang mempunyai nilai tambah.
Begitulah perkembangan dari ilmu komunikasi, yang dimana akan sangat mempengaruhi terhadap pola interaksi di era ini.

C.     Masyarakat Desa

1)      Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Manusia selalu hidup bersama dan diantara manusia lainnya. Dalam bentuk konkretnya manusia bergaul, berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainya. Keadaan demikian bisa terjadi karena dalam diri manusi terdapat dorongan hidup bermasyarakat disamping dorongan individu. Dorongan masyarakat yang mendorong manusia bertindak dan mengabdi pada masyarakat, dan dorongan individu yang mendorong manusia bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri.[5]
2)      Ciri ciri masyarakat Desa
Ada beberapa ciri tersendiri yang dimiliki oleh masyarakat pedesaan diantaranya yaitu:[6]
  • Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya
  • Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
  • Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
  • Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya
  • Sistem gotong royong, pembagian kerja tidak berdasarkan keahlian
  • Cara bertani sangat tradisional dan tidak efisien karena belum mengenal mekanisasi dalam pertanian
  • Golongan orang tua dalam masyarakat pedesaan memegang peranan penting
D.    Analisis Teori Sosiologi Terhadap Sistem Komunikasi Masyarakat Desa

Berdasarkan materi yang telah dibahas sebelumnya mengenai sistem komunikasi masyarakat desa sedikitnya kita dapat memahami bagaimana masyarakat desa berinterkasi dan berkomunikasi dengan lingkungannya. Adapun ketika kita membahas sistem komunikasi masyarakat desa kiranya kita harus memberikan suatu analisis terhadap hal tersebut dengan menggunakan pendekatan teori-teori sosial. Banyak sekali teori-teori sosial yang membahas hal ini dari mulai kemunculan disiplin ilmu sosiologi sampai saat ini bnyak para sosiolog yang tertarik untuk membahas permasalan-permasalahan pada masyarakat desa maupun masyarakat kota, tetapi disini penulis akan secara terperinci membahas bagaimana teori-teori sosial ini menjadi pisau analisi terhadap permasalahan-permasalahan masyarakat desa atau sistem masyarakat desa. Dengan hal tersebut penulis akan menggunakan pendekatan teori pembagian kerja dalam bukunya Emile Durkeim yang berjudul The Devision Of Labor In Society dimana dalam karyanya ini Emile Durkheim membagi masyarakat ke dalam dua kelompok yaitu solidaritas mekanis dan solidaritas organik dan juga menggunakan pendekatan teori paguyuban dan patembayan dalam karyanya Ferdinand Tonnies yaitu yang berjudul Gemeinschaft und Gesselschaft  yang diterjemahkan dalam bahasa inggris dengan judul Community and Society

1)      Solidaritas Mekanik Dan Organik ( The Devision Of Labor In Society)
Perubahan di dalam pembagian kerja mempunyai implikasi-implikasi yang sangat besar bagi struktur masyarakat. Durkheim tertarik pada bagaimana peremasalahan-permasalahan dalam masyarakat ini membentuk suatu konstruk solidaritas sosial, dengan kata lain cara perubahan dalam masyarakat yang mempersatukan masyarakat dan bagaimana para anggotanya melihat dirinya sebagian dari suatu kesatuan dengan lingkungannya. Untuk menangkap perbeadaan tersebut Emile Durkheim mengacu kepada dua tipe solidaritas mekanis dan organis.[7] Suatu masyarakat yang dicirikan oleh solidaritas mekanik bersatu karena semua orang generalis. Ikatan diantara orang-orang itu ialah karena mereka semua terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mirip dan mempunyai tanggung jawab yang mirip dengan kata lain dalam solidaritas ini masyarkat masih homogen dengan segala aktivitasnya dan ini lah yang menjadi cirikhas dari masyarakat desa. Adapun sebaliknya, suatu masyarakat yang dicirikan oleh solidaritas organik dipersatukan oleh perbedaan-perbedaan diantara orang-orang oleh fakta bahwa semuanya mempunyai tugas-tugas dan tanggung jawab yang berbeda, dengan kata lain bahwa dalam solidaritas organik ini masyarakat dapat dikatakan sebagai masyarakat yang heterogen dengan pembagian kerja yang begitu komplek dan ini sangat menggambarkan kehidupan masyarakat kota.
Dengan begitu ketika kita membahas masyarakat desa yang di dalamnya terdapat sistem komunikasi sebagai bentuk interaksi dalam masyarakat desa dapat kita gunakan pendekatan solidaritas mekanik dalam karyanya emile durkheim. Seperti yang telah kita ketahui bahwa solidaritas mekanik ini membahas bagaimana masyarakat hidup dalam lingkungan yang pembagian kerjan dalam msayrakat itu masih homogen yaitu bahwa kegiatan-kegiatan dalam masyarakat itu mempunyai sifat generalis. Kita ketahui bagaimana komunikasi pada masayrakat desa ini masih menggunakan sistem face to face atau langsung ketemu langsung antar masayrakatnya sehingga akan menimbulkan suatu ikatan yang sangat erat antar masyarkat. Study kasus nya kita ketahui sendiri ketika kita melihat masayarakat desa dimana ketika mereka berkomunikasi baik dengan tetangga dekat maupun tetangga jauh mereka sangat mengenal baik satu sama lain karena mereka merasa dirinya adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dan mereka satu sama lain saling merasakan apa yg menjadi kesusahan dan kebahagian yang terjadi pada lingkungannya.  Bahkan ketika ada yang meninggal di kampung yang berbeda kabar itu dapat dengan cepat menyebar ke kampung lain dimana ini terjadi karena sistem komunikasi masyarakat desa atau solidaritas mekanik ini begitu jelas terjadi pada masyarakat desa. Solidaritas yang merupakan teorinya dari emile durkheim ini merupakan gren teori dan mempunyai midle teori dimana midle teori dari solidaritas ini ada yang namanya interaksi sosial atau merupakan bagian dari solidaritas yang tidak bisa dipisiahkan. kita ketahui sendiri bahwasanya interaksi sosial ini memiliki unsur komunikasi dan kontak, denan begitu sangat jelas interaksi sosial ini terjadi dalam masyarakat desa yang di dalamnya meliputi bagaimana komunikasi ini terjadi.

 2)      Paguyuban dan Patembayan ( Gemeinschaft und Gesselschaft)
Gemeinschaft (paguyuban) Merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota- anggotanya diikat dalam hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah dan bersifat kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan persatuan batin yang juga bersifat nyata dan organis sebagaimana dapat diumpamakan peralatan hidup tubuh manusia atau hewan. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi gemeinschaft adalah bentuk hidup bersama yang lebih bersesuaian dengan triebwille. Kebersamaan dan kerjasama tidak dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan di luar, melainkan dihayati sebagai tujuan dalam dirinya. Orangnya merasa dekat satu sama lain dan memperoleh kepuasan karenanya. Suasanalah yang dianggap penting daripada tujuan. Spontanitas diutamakan diatas undang- undang atau keteraturan. Toennies menyebut sebagai contoh  keluarga, lingkungan tetangga, sahabat- sahabat, serikat pertukangan dalam abad pertengahan, gereja, desa, dan lain sebagainya. Para anggota diperstukan dan disemangati dalam perilaku sosial mereka oleh ikatan persaudaraan, simpati dan perasaan lainnya sehingga mereka terlibat secara psikis dalam suka duka hidup bersama. Dengan kata lain bahwa mereka sehati dan sejiwa.[8] Menurut Ferdinand Toennies prototipe semua persekutuan hidup yang dinamakan gemeinschaft itu keluarga. Ada taiga jenis gemeinschaft yang dimaksud Ferdinand Tonis yaitu:
·    Gemeinschaft by blood (ikatan darah) Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ikatan darah atau keturunan. Contoh: kekerabatan, masyarakat- masyarakat suatu daerah yang terdapat di daerah lain. Seperti ikatan mahasiswa Jambi di Yogyakarta.
·   Gemeinschaft of place (ikatan tempat) Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada tempat tinggal yang saling berdekatan sehingga dimungkinkan untuk dapat saling tolong menolong. Contoh: RT dan RW.
·      Gemeinschaft of mind (ikatan pernikahan) Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ideologi atau pikiran yang sama.
Gesellschaft (patembayan) Merupakan bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu yang pendek. Gesellschaft bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka, serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan pada sebuah mesin. Sedangkan menerut Selo Soemardjan dan Soeliman Soemardi gesellscaft merupakan tipe asosiasi  dimana relasi- relasi kebersamaan dan kebersatuan antara orang berasal dari faktor- faktor lahiriah seperti persetujuan, peraturan, undang- undang dan sebagainya.
Sama hal nya penjelasan sebelumnya mengenai silidaritas sosial yang di dalamnya membahas tentang masyarakat desa dan kota, teori paguyuban dan Patembayan juga secara terperinci membahas tentang masyarakat desa dan kota. Adapun yang membedakan dari kedua teori ini terhadap system komunikasi masyarakat desa yaitu terletak pada pembahsan mengenai jenis-jenis pagayuban dimana disitu ada tiga jenis yang membedakan antar dua teori ini. Jika kita terapkan tiga jenis paguyubban ini pada masayrakat desa itu sangat pas dan pada realitanya system komunikasi pada masyarakat desa itu hampir sama dengan tiga jenis yang di sebtkan oleh Ferdinand Tonis, contohnya komunikasi antar anak dan ibu atau antar keluarga itu sangat intens dan sangat erat terlihat di pedesaan bahkan antar tetangga juga komunikasi yang terjadi itu sangat erat dan intens terjadi adapun untuk jenis yang ketiga yaitu berdasarkan ideology ini tidak terlalu terlihat atau menonjol dalam masyarakat desa tetapi walaupun demikian jenis paguyuban ini juga terdapat pada masyarakat desa yang telah berkembang.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.
Sedangkan Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Dan masyarakat desa sejatinya yakni masyarakat yang bertempat tinggal jauh dengan pusat fasilitas atau bisa disebut juga desa, serta masyarakat desa adalah masyarakat yang tradisional dalam beberapa aspek dalam kehidupannya.
Sistem komunikasi masyarakat desa itu sendiri bisa dilihat dari analisis teori sosiologi yang merujuk kepada masyarakat pedesaan, analisis teori ini akan mencerminkan sistem komunikasi masyarakat desaitu sendiri.

B.     Saran
Pemakalah menyadari bahwa masih banyak materi materi yang belum tersampaikan dalam makalah ini, serta pemakalah merasa kurang cukup dalam mencari referensi yang akurat dan sesuai dengan judul inti. Maka oleh sebab itu pemakalah meminta maaf yang sebesar besarnya dan semoga hal ini menjadi pelajaran khususnya bagi pemakalah umumnya untuk seluruh para pembaca.




DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs. Onong Uchajana Effendy, MA., Dinamika Komunikasi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph. D., dkk, Pengantar Komunikasi, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001.
Prof.Dr.M.Burhan Bungin,S.sos.M.Si. Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2006.
Drs. Mahfudh Shalahuddin, dan Drs. ABD. Kadir, Ilmu sosial Dasar, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1991.
http://sylviapinklovers.blogspot.com/2012/06/perbedaan-masyarakat-pedesaan-dan.html (24-04-20188) 7:45 PM
George Ritzer, teori sosiologi ; edisi kedelapan. 2012. Pustaka pelajar.
Wardi bachtiar, 2006. Sosiologi Klasik rosda karya, Bandung.




[1] Prof. Drs. Onong Uchajana Effendy, MA., Dinamika Komunikasi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002 . hlm 1
[2] Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph. D., dkk, Pengantar Komunikasi, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2001. Hlm 7
[3] Prof.Dr.M.Burhan Bungin,S.sos.M.Si. Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2006. hlm 31
[4] Ibid, hlm 21-24
[5] Drs. Mahfudh Shalahuddin, dan Drs. ABD. Kadir, Ilmu sosial Dasar, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1991. hlm 22
[6] http://sylviapinklovers.blogspot.com/2012/06/perbedaan-masyarakat-pedesaan-dan.html (24-04-20188) 7:45 PM
[7] George Ritzer, teori sosiologi ; edisi kedelapan. 2012. Pustaka pelajar hlm 146
[8] Wardi bachtiar, 2006. Sosiologi Klasik rosda karya, Bandung . hlm 82


Comments

Popular posts from this blog

Makalah Sosiologi Budaya (Penelitian Suku Osing)

Makalah Budaya Organisasi

Makalah Industri, Masyarakat, dan Politik